Sejarah Perkembangan Islam INDONESIA
Sejarah Kisah Sunan Kudus - Walisongo
Sunan Kudus atau Sayyid Ja'far Shadiq Azmatkhan adalah putra dari pasangan Raden Usman haji y...
Sejarah Kisah Sunan Drajat (Drajad) - Walisongo
Sunan Drajat adalah salah satu dari para wali yang berjasa menyebarkan agama islam. Diperkirakan l...
Sejarah Kisah Sunan Muria - Walisongo
Sunan muria adalah salah satu anggota walisongo dan putra dari salah satu walisongo juga yaitu ...
Sejarah Kisah Sunan Bonang - Walisongo
Sunan Bonang merupakan salah satu walisongo yang berjasa dalam proses penyebaran islam di tuban....
Sejarah Kisah Sunan Gresik - Walisongo
Sunan Gresik atau Maulana Malik Ibrahim merupakan salah seorang Walisongo, yang menurut cerita be...
Sejarah Kisah Sunan Gunung Jati - Walisongo
Sunan Gunung Jati merupakan satu-satunya Walisongo yang menyebarkan Islam di Jawa Barat . Beliau j...
Sejarah Walisongo Sunan Ampel
Seperti halnya Walisongo yang lain, Sunan Ampel juga mempunyai peran yang sangat penting dalam p...
Kisah Sunan Kalijaga Salah Satu Dari Walisongo
Sunan Kalijaga dengan nama panggilan Raden Mas Said atau yang bergelar “Sunan Kalijaga” merupakan ...
Kisah Sunan Giri Salah Satu dari Walisongo
Sunan Giri merupakan salah seorang Walisongo yang berjasa dalam proses penyebaran islam di Indon...
Kisah Raja Islam Gowa Makassar Sultan Hasanuddin
Sultan Hasanuddin lahir di Makassar, Sulawesi Selatan pada tanggal 12 Januari 1631 dan wafat di Ma...
Sejarah Kerajaan Islam Kesultanan Sumedang Larang Jawa Barat
Sejarah Kerajaan Islam Kesultanan Sumedang Larang Jawa Barat .
Kerajaan Sumedang Larang merupakan salah satu kerajaan Islam yang ada di
In...
Sejarah Kerajaan Islam Kesultanan Kotawaringin Kalimantan Tengah
Sejarah kerajaan islam Kesultanan Kotawaringin Kalimantan Tengah . Kerajaan Kotawaringin merupaka...
Sejarah Kerajaan Islam Kesultanan Inderapura
bendera inderapura foto : wikipedia Sejarah kerajaan Islam Kesultanan Inderapura. Kerajaan In...
Sejarah Kerajaan Islam Kesultanan Luwu
Sejarah Kerajaan Islam Kesultanan Luwu . Kesultanan Luwu (juga
dieja Luwuq, Wareq, Luwok, Luwu') adalah kerajaan Bugis tertua,
pada 188...
Sejarah Kerajaan Islam Kesultanan Asahan Sumatera Utara
Sejarah Kerajaan Islam Kesultanan Asahan . Kesultanan Asahan berdiri tahun 1630 di wilayah yang s...
Sejarah Kerajaan Islam Kesultanan Langkat Sumatera Utara
Bendera Kesultanan Langkat foto : wikipedia Sejarah Kerajaan Islam Kesultanan Langkat . Kesul...
Sejarah Kerajaan Islam Kesultanan Serdang Sumatera Utara
bendera kesultanan serdang foto : wikipedia Sejarah Kerajaan Islam Kesultanan Serdang . Kesul...
Sejarah Kerajaan Islam Selaparang
Sejarah Kerajaan Islam Selaparang Lombok Nusa Tenggara Barat .
Kerajaan Selaparang adalah salah satu kerajaan yang pernah ada di Pulau
Lomb...
Sejarah Kerajaan Islam Kesultanan Deli
Sejarah Kerajaan Islam Kesultanan Deli - Medan Sumatera Utara. Kesultanan Deli adalah sebuah kes...
Sejarah Perkembangan Islam di Kerajaan Gorontalo
Sejarah Masuk dan Berkembangnya Islam di Kerajaan Gorontalo . Dalam
catatan sejarah, Gorontalo terbentuk kurang lebih 400 tahun lalu dan
m...
Sejarah Kerajaan Islam Kesultanan Gowa Tallo
Sejarah Kerajaan Islam Kesultanan Gowa . Kesultanan Gowa (Goa) merupakan salah satu kerajaan besa...
Sejarah Kerajaan Islam Kesultanan Pajang - Jawa Tengah
Sejarah Kerajaan Islam Kesultanan Pajang . Kerajaan Pajang atau
Kesultanan Pajang merupakan kerajaan yang berpusat di Jawa Tengah.
Kerajaan...
Sejarah Kerajaan Islam Kesultanan Tidore - Maluku
Sejarah Kerajaan Islam Kesultanan Tidore Maluku . Kesultanan Tidore merupakan salah satu kerajaan I...
Sejarah Kerajaan Islam Kesultanan Ternate - Maluku
Ngara Lamo Pintu Gerbang Kesultanan Ternate Tahun 1930an foto : wikipedia Sejarah Kerajaan Is...
Sejarah Kerajaan Islam Kesultanan Mataram
Sejarah Kerajaan Islam Kesultanan Malaka . Kesultanan Mataram adalah kerajaan Islam yang pernah b...
Sejarah Kerajaan Islam Kesultanan Banjar - Kalimantan
Kesultanan Banjar di Martapura pada tahun 1843 foto: wikipedia Sejarah Kerajaan Islam Kesultana...
Sejarah Kerajaan Islam Kesultanan Pagaruyung - Sumatera Barat
Sejarah Kerajaan Islam Kesultanan Pagaruyung . Kerajaan Pagaruyung
adalah sebuah Kerajaan Islam Melayu yang pernah berdiri di provinsi
Suma...
Sejarah Kerajaan Islam Kesultanan Demak
Sejarah Kerajaan Islam Kesultanan Demak . Kerajaan Demak adalah
kerajaan Islam pertama dan terbesar di pantai
utara Jawa ("Pasisir&qu...
Sejarah Kerajaan Islam Kesultanan Malaka ( Melaka )
Sejarah Kisah Kerajaan Islam Kesultanan Malaka . Kesultanan Malaka
merupakan salah satu kerajaan islam yang juga mempunyai peran penting
d...
Sejarah Kerajaan Islam Kesultanan Kadriah - Pontianak Kalimantan Barat
Sejarah Kisah Kerajaan Islam Kesultanan Kadriyah Pontianak Kalimantan Barat . Kali ini saya akan...
Sejarah Perkembangan Islam di Kota Wamena Papua
Sejarah Perkembangan Islam di Wamena. Berikut ini adalah sejarah
perkembangan islam di wamena, yaitu pada kota wamena sendiri dan di desa
...
Sejarah Perkembangan Islam di Jayapura
Sejarah Perkembangan Islam di Jayapura . Tidak begitu banyak sumber
yang membahas mengenai sejarah masuknya islam di jayapura. Sehingga
sa...
Sejarah Kerajaan Islam Kesultanan Malaka ( Melaka )
Sejarah Kisah Kerajaan Islam Kesultanan Malaka . Kesultanan Malaka
merupakan salah satu kerajaan islam yang juga mempunyai peran penting
d...
Sejarah Perkembangan Islam di Madina
Islam masuk ke Madinah Awalnya berasal dari Mush’ab bin ‘Umayr.
Beliau adalah salah seorang sahabat nabi Nabi Muhammad yang memeluk
Islam...
Sejarah Kerajaan Islam Kesultanan Aceh Darussalam - Sumatera
Prasasti Peninggalan Kesultanan Aceh, yang ditengarai sebagai Singgasana Sultan Aceh Sejarah ...
Sejarah Kerajaan Islam Samudera Pasai - Sumatera
Sejarah dan Perkembangan Kerajaan Islam Samudera Pasai . Kesultanan
Pasai, juga dikenal dengan Samudera Darussalam, atau Samudera Pasai,
a...
Sejarah Islam di Pulau Kalimantan
Para ulama yang berdakwah di Sumatera dan Jawa melahirkan
kader-kader dakwah yang terus menerus mengalir sehingga inilah awal dari
masukn...
Sejarah Masuk Islam di Makassar
Sejarah masuknya islam di Sulawesi Selatan berawal dari Kerajaan
Gowa Tallo yang mulai menganut ajaran islam sekitar tahun 1605 M.
Dibawah...
Sejarah Masuk Islam di Pulau Jawa
Sebelum Islam masuk ke tanah Jawa, mayoritas masyasarakat jawa menganut kepercayaan animisme dan...
Sejarah Perkembangan Islam di nusantara indonesia
Sejarah Perkembangan Islam di Palu Sulawesi Tengah
Sejarah perkembangan Islam di Sulawesi Tengah dijabarkan dalam empat hal, yakni proses masuknya, ...
Sejarah Perkembangan Islam di Papua
Sejarah Masuknya Islam di kepulauan Papua sama halnya dengan sejarah masuknya islam di kota-kot...
Sejarah Perkembangan Islam di Sulawesi Utara
Sejarah Masuknya Agama Islam di Minahasa Sulawesi Utara yaitu sekitar tahun 1525 melalui BELANG, y...
Sejarah Masuknya Islam di Kalimantan Timur
Masuk dan berkembangnya Islam di Kalimantan Timur – Sebelumnya saya
telah membahas mengenai sejarah masuknya Islam di Pulau Kalimantan,
dan...
Sejarah Masuk Islam di Kepulauan Buton - Sulawesi Tenggara
Sebelum kita membahas sejarah perkembangan islam di pulau Buton , ada baiknya kita mengetahui sedik...
Sejarah Perkembangan Islam di Pulau Sumatera
Sejarah Perkembangan Islam di Jawa Barat
Pada abad ke-13 dan abad ke-14M, kegiatan perdagangan pada jalur pelayaran tersebut cukup ramai. P...
Sejarah Perkembangan Islam di Mandar - Sulawesi Barat
Menilik sejarah perkembangan islam di tanah Mandar Sulawesi Barat. Menurut beberapa sumber masuk...
Sejarah Perkembangan Islam di Nusa Tenggara Timur
Menurut beberapa sumber, agama Islam pertama kali memasuki Nusa Tenggara Timur pada abad ke-15 y...
Sejarah Perkembangan Islam di Nusa Tenggara Barat
Kali ini kita akan melihat sejarah awal mula masuknya islam di Nusa Tenggara, khususnya pada bag...
Sejarah Perkembangan Islam di Kalimantan Barat
Sejarah masuknya Islam di Kalimantan barat - Menurut pendapat yang dikemukakan oleh Sendam, 197...
Sejarah Perkembangan Islam di Kepulauan Maluku
Sejarah Perkembangan Islam di Konawe - Kendari
Tidak begitu banyak sumber mengenai proses masuknya agama islam di
Konawe, Kendari - Sulawesi Tenggara. Namun pada tulisan kali ini saya
a...
Sejarah Perkembangan Islam di Kepulauan Bangka Belitung
Pulau Bangka sebelumnya termasuk dalam kekuasaan kerajaan Islam (Kesultanan Palembang), namun pu...
Sejarah Perkembangan Islam di Kerajaan Bone
Para pelaut pedagang Bugis dan Makassar sudah berhubungan dengan
agama islam jauh sebelum islam masuk ke Sulawesi selatan. Mereka
berhubun...
Kisah Raja Islam Gowa Makassar Sultan Hasanuddin
Sultan Hasanuddin lahir di Makassar, Sulawesi Selatan pada tanggal 12 Januari 1631 dan wafat di Ma...
Sejarah Perkembangan Islam di Bali
masjid gelgel foto http://kampungislamgelgel.wordpress.com Bali merupakan salah satu kepulauan...
Sejarah Perkembangan Islam di Jawa Timur
Sejarah Kerajaan Islam Kesultanan Demak
Sejarah Kerajaan Islam Kesultanan Demak . Kerajaan Demak adalah
kerajaan Islam pertama dan terbesar di pantai
utara Jawa ("Pasisir&qu...
Sejarah Kerajaan Islam Kesultanan Kadriah - Pontianak Kalimantan Barat
Sejarah Kisah Kerajaan Islam Kesultanan Kadriyah Pontianak Kalimantan Barat . Kali ini saya akan...
Sejarah Kerajaan Islam Kesultanan Aceh Darussalam - Sumatera
Prasasti Peninggalan Kesultanan Aceh, yang ditengarai sebagai Singgasana Sultan Aceh Sejarah ...
Sejarah Kerajaan Islam Perlak - Sumatera
Kerajaan Islam yang pertama di Indonesia adalah Kerajaan Perlak.
Kerajaan Perlak muncul mulai tahun 840 M sampai tahun 1292 M. Kerajaan
P...
Sejarah Perkembangan Islam di Kesultanan Palembang - Sumatera Selatan
Menurut sejarah, islam masuk ke Palembang diperkirakan pada awal abad ke-1 H atau awal abad ke-8...
Sejarah Perkembangan Islam di Kesultanan Banten
Sejarah Perkembangan Islam di Nusa Tenggara Timur
Menurut beberapa sumber, agama Islam pertama kali memasuki Nusa Tenggara Timur pada abad ke-15 y...
Sejarah Perkembangan Islam di Nusa Tenggara Barat
Kali ini kita akan melihat sejarah awal mula masuknya islam di Nusa Tenggara, khususnya pada bag...
Sejarah Perkembangan Islam di Kalimantan Barat
Sejarah masuknya Islam di Kalimantan barat - Menurut pendapat yang dikemukakan oleh Sendam, 197...
Sejarah Perkembangan Islam di Kepulauan Maluku
Diperkirakan sejak awal berdirinya kerajaan Ternate masyarakat Ternate telah mengenal Islam meng...
Sejarah Perkembangan Islam di Palu Sulawesi Tengah
Sejarah perkembangan Islam di Sulawesi Tengah dijabarkan dalam empat hal, yakni proses masuknya, ...
Sejarah Perkembangan Islam di Papua
Sejarah Masuknya Islam di kepulauan Papua sama halnya dengan sejarah masuknya islam di kota-kot...
Sejarah Perkembangan Islam di Sulawesi Utara
Sejarah Masuknya Agama Islam di Minahasa Sulawesi Utara yaitu sekitar tahun 1525 melalui BELANG, y...
Sejarah Masuknya Islam di Kalimantan Timur
Masuk dan berkembangnya Islam di Kalimantan Timur – Sebelumnya saya
telah membahas mengenai sejarah masuknya Islam di Pulau Kalimantan,
dan...
Sejarah Masuk Islam di Kepulauan Buton - Sulawesi Tenggara
Sebelum kita membahas sejarah perkembangan islam di pulau Buton , ada baiknya kita mengetahui sedik...
Sejarah Perkembangan Islam di Pulau Sumatera
Di Indonesia, kehadiran Islam secara lebih nyata terjadi sekitar
akhir abad 13 M, yakni dengan adanya makam Sultan Malik al-Saleh,
terleta...
Sejarah Islam di Pulau Kalimantan
Para ulama yang berdakwah di Sumatera dan Jawa melahirkan
kader-kader dakwah yang terus menerus mengalir sehingga inilah awal dari
masukn...
Sejarah Masuk Islam di Makassar
Sejarah masuknya islam di Sulawesi Selatan berawal dari Kerajaan
Gowa Tallo yang mulai menganut ajaran islam sekitar tahun 1605 M.
Dibawah...
Sejarah Masuk Islam di Pulau Jawa
Sebelum Islam masuk ke tanah Jawa, mayoritas masyasarakat jawa menganut kepercayaan animisme dan...
Sejarah Perkembangan Islam di nusantara indonesia
Sejarah Sumatera Barat
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Dari zaman prasejarah sampai kedatangan orang Barat, sejarah Sumatera Barat dapat dikatakan identik dengan sejarah Minangkabau. Walaupun masyarakat Mentawai diduga telah ada pada masa itu, tetapi bukti-bukti tentang keberadaan mereka masih sangat sedikit.Masa Prasejarah
Di pelosok desa Mahat, Suliki Gunung Mas, Kabupaten Lima Puluh Kota banyak ditemukan peninggalan kebudayaan megalitikum. Bukti arkeologis yang ditemukan di atas bisa memberi indikasi bahwa daerah Lima Puluh Kota dan sekitarnya merupakan daerah pertama yang dihuni oleh nenek moyang orang Minangkabau. Penafsiran ini beralasan, karena dari luhak Lima Puluh Kota ini mengalir beberapa sungai besar yang bermuara di pantai timur pulau Sumatera. Sungai-sungai ini dapat dilayari dan memang menjadi sarana transportasi yang penting dari zaman dahulu hingga akhir abad yang lalu.Nenek moyang orang Minangkabau diduga datang melalui rute ini. Mereka berlayar dari daratan Asia (Indochina) mengarungi Laut Cina Selatan, menyeberangi Selat Malaka dan kemudian melayari sungai Kampar, sungai Siak, dan sungai Inderagiri. Setelah melakukan perjalanan panjang, mereka tinggal dan mengembangkan kebudayaan serta peradaban di wilayah Luhak Nan Tigo (Lima Puluh Kota, Agam, Tanah Datar) sekarang.
Percampuran dengan para pendatang pada masa-masa berikutnya menyebabkan tingkat kebudayaan mereka jadi berubah dan jumlah mereka jadi bertambah. Lokasi pemukiman mereka menjadi semakin sempit dan akhirnya mereka merantau ke berbagai bagian Sumatera Barat yang lainnya. Sebagian pergi ke utara, menuju Lubuk Sikaping, Rao, dan Ophir. Sebagian lain pergi ke arah selatan menuju Solok, Sijunjung dan Dharmasraya. Banyak pula di antara mereka yang menyebar ke bagian barat, terutama ke daerah pesisir, seperti Tiku, Pariaman, dan Painan.
Kerajaan-kerajaan Minangkabau
Menurut tambo Minangkabau, pada periode abad ke-1 hingga abad ke-16, banyak berdiri kerajaan-kerajaan kecil di selingkaran Sumatera Barat. Kerajaan-kerajaan itu antara lain Kesultanan Kuntu, Kerajaan Kandis, Kerajaan Siguntur, Kerajaan Pasumayan Koto Batu, Bukit Batu Patah, Kerajaan Sungai Pagu, Kerajaan Inderapura, Kerajaan Jambu Lipo, Kerajaan Taraguang, Kerajaan Dusun Tuo, Kerajaan Bungo Setangkai, Kerajaan Talu, Kerajaan Kinali, Kerajaan Parit Batu, Kerajaan Pulau Punjung dan Kerajaan Pagaruyung. Kerajaan-kerajaan ini tidak pernah berumur panjang, dan biasanya berada dibawah pengaruh kerajaan-kerajaan besar, Malayu dan Pagaruyung.Kerajaan Malayu
Kerajaan Malayu diperkirakan pernah muncul pada tahun 645 yang diperkirakan terletak di hulu sungai Batang Hari. Berdasarkan Prasasti Kedukan Bukit, kerajaan ini ditaklukan oleh Sriwijaya pada tahun 682. Dan kemudian tahun 1183 muncul lagi berdasarkan Prasasti Grahi di Kamboja, dan kemudian Negarakertagama dan Pararaton mencatat adanya Kerajaan Malayu yang beribukota di Dharmasraya. Sehingga muncullah Ekspedisi Pamalayu pada tahun 1275-1293 di bawah pimpinan Kebo Anabrang dari Kerajaan Singasari. Dan setelah penyerahan Arca Amonghapasa yang dipahatkan di Prasasti Padang Roco, tim Ekpedisi Pamalayu kembali ke Jawa dengan membawa serta dua putri Raja Dharmasraya yaitu Dara Petak dan Dara Jingga. Dara Petak dinikahkan oleh Raden Wijaya raja Majapahit pewaris kerajaan Singasari, sedangkan Dara Jingga dengan Adwaya Brahman. Dari kedua putri ini lahirlah Jayanagara, yang menjadi raja kedua Majapahit dan Adityawarman kemudian hari menjadi raja Pagaruyung.Kerajaan Pagaruyung
Sejarah propinsi Sumatera Barat menjadi lebih terbuka sejak masa pemerintahan Adityawarman. Raja ini cukup banyak meninggalkan prasasti mengenai dirinya, walaupun dia tidak pernah mengatakan dirinya sebagai Raja Minangkabau. Adityawarman memang pernah memerintah di Pagaruyung, suatu negeri yang dipercayai warga Minangkabau sebagai pusat kerajaannya.Adityawarman adalah tokoh penting dalam sejarah Minangkabau. Di samping memperkenalkan sistem pemerintahan dalam bentuk kerajaan, dia juga membawa suatu sumbangan yang besar bagi alam Minangkabau. Kontribusinya yang cukup penting itu adalah penyebaran agama Buddha. Agama ini pernah punya pengaruh yang cukup kuat di Minangkabau. Terbukti dari nama beberapa nagari di Sumatera Barat dewasa ini yang berbau Budaya atau Jawa seperti Saruaso, Pariangan, Padang Barhalo, Candi, Biaro, Sumpur, dan Selo.
Sejarah Sumatera Barat sepeninggal Adityawarman hingga pertengahan abad ke-17 terlihat semakin kompleks. Pada masa ini hubungan Sumatera Barat dengan dunia luar, terutama Aceh semakin intensif. Sumatera Barat waktu itu berada dalam dominasi politik Aceh yang juga memonopoli kegiatan perekonomian di daerah ini. Seiring dengan semakin intensifnya hubungan tersebut, suatu nilai baru mulai dimasukkan ke Sumatera Barat. Nilai baru itu akhimya menjadi suatu fundamen yang begitu kukuh melandasi kehidupan sosial-budaya masyarakat Sumatera Barat. Nilai baru tersebut adalah agama Islam.
Syekh Burhanuddin dianggap sebagai penyebar pertama Islam di Sumatera Barat. Sebelum mengembangkan agama Islam di Sumatera Barat, ulama ini pernah menuntut ilmu di Aceh.
Kerajaan Inderapura
Jauh sebelum Kerajaan Pagaruyung berdiri, di bagian selatan Sumatera Barat sudah berdiri kerajaan Inderapura yang berpusat di Inderapura (kecamatan Pancung Soal, Pesisir Selatan sekarang ini) sekitar awal abad 12. Setelah munculnya Kerajaan Pagaruyung, Inderapura pun bersama Kerajaan Sungai Pagu akhirnya menjadi vazal kerajan Pagaruyung.Setelah Indonesia merdeka sebagian besar wilayah Inderapura dimasukkan kedalam bagian wilayah provinsi Sumatera Barat dan sebagian ke wilayah Provinsi Bengkulu yaitu kabupaten Pesisir Selatan sekarang ini.
Masuknya bangsa Eropa
Pengaruh politik dan ekonomi Aceh yang demikian dominan membuat warga Sumatera Barat tidak senang kepada Aceh. Rasa ketidakpuasan ini akhirnya diungkapkan dengan menerima kedatangan orang Belanda. Namun kehadiran Belanda ini juga membuka lembaran baru sejarah Sumatera Barat. Kedatangan Belanda ke daerah ini menjadikan Sumatera Barat memasuki era kolonialisme dalam arti yang sesungguhnya.Orang Barat pertama yang datang ke Sumatera Barat adalah seorang pelancong berkebangsaan Perancis yang bernama Jean Parmentier yang datang sekitar tahun 1529. Namun bangsa Barat yang pertama datang dengan tujuan ekonomis dan politis adalah bangsa Belanda. Armada-armada dagang Belanda telah mulai kelihatan di pantai barat Sumatera Barat sejak tahun 1595-1598, di samping bangsa Belanda, bangsa Eropa lainnya yang datang ke Sumatera Barat pada waktu itu juga terdiri dari bangsa Portugis dan Inggris.
Perang Padri
Perang Paderi meletus di Minangkabau antara sejak tahun 1821 hingga 1837. Kaum Paderi dipimpin Tuanku Imam Bonjol melawan penjajah Hindia Belanda.Gerakan Paderi menentang perbuatan-perbuatan yang marak waktu itu di masyarakat Minang, seperti perjudian, penyabungan ayam, penggunaan madat (opium), minuman keras, tembakau, sirih, juga aspek hukum adat matriarkat mengenai warisan dan umumnya pelaksanaan longgar kewajiban ritual formal agama Islam.
Perang ini dipicu oleh perpecahan antara kaum Paderi pimpinan Datuk Bandaro dan Kaum Adat pimpinan Datuk Sati. Pihak Belanda kemudian membantu kaum adat menindas kaum Padri. Datuk Bandaro kemudian diganti Tuanku Imam Bonjol.
Perang melawan Belanda baru berhenti tahun 1838 setelah seluruh bumi Minang ditawan oleh Belanda dan setahun sebelumnya, 1837, Imam Bonjol ditangkap.
Meskipun secara resmi Perang Paderi berakhir pada tahun kejatuhan benteng Bonjol, tetapi benteng terakhir Paderi, Dalu-Dalu, di bawah pimpinan Tuanku Tambusai, barulah jatuh pada tahun 1838.
Dari Perang Padri sampai Perang Belasting
Berakhirnya perang Padri menandai perubahan besar di Minangkabau. Kerajaan Pagaruyung runtuh dan di tempatnya berdiri pemerintahan Hindia Belanda.Belanda memerintah diatur oleh perjanjian Plakat Panjang (1833). Di dalamnya Belanda berjanji untuk tidak mencampuri masalah adat dan agama nagari-nagari di Minangkabau. Belanda juga menyatakan tidak akan memungut pajak langsung. Hal ini menyebabkan para pemimpin Minangkabau membayangkan dirinya sebagai mitra bukannya bawahan Belanda.
Sebagaimana di daerah lain di Hindia Belanda pemerintah kolonial memberlakukan Tanam Paksa (cultuurstelsel) di Sumatera Barat. Sistem ini menjadikan para pemimpin adat sebagai agen kolonial Belanda.
Penjajahan Belanda berpengaruh besar pada tatanan tradisional masyarakat Minangkabau. Di Sumatera Barat Belanda membuat jabatan baru, seperti penghulu rodi. Kerapatan Nagari dijadikan sebagai lembaga pemerintahan terendah, dan kepemimpinan kolektif para penghulu ditekan dengan keharusan memilih salah seorang penghulu menjadi Kepala Nagari. Serikat nagari-nagari (laras, Bahasa Minang: lareh) yang sebenarnya merupakan persekutuan longgar atas asas saling menguntungkan, dijadikan sebagai lembaga pemerintahan yang setara dengan kecamatan.
Belanda juga berusaha mematikan jalur perdagangan tradisional Minangkabau ke pantai timur Sumatera yang menyusuri sungai-sungai besar yang bermuara di Selat Malaka, dan mengalihkannya ke pelabuhan di pantai Barat seperti Pariaman dan Padang. Pada tahun 1908 Belanda menghapus sistem Tanam Paksa dan memberlakukan pajak langsung. Perang Belasting pun meletus.
Gerakan Islam Modernis di Minangkabau
Perlawanan terhadap Belanda di Sumatera Barat pada awal abad ke-20 memiliki warna Islam yang pekat. Dalam hal ini gerakan Islam modernis atau yang lebih dikenal sebagai Kaum Muda sangat besar peranannya.Ulama-ulama Kaum Muda mendapat pengaruh besar dari modernis Islam di Kairo, yaitu Muhammad Abduh dan Syekh Muhammad Rasyid Ridha, dan juga senior mereka Jamaluddin Al-Afghani. Para pemikir ini punya kecenderungan berpolitik, namun karena pengaruh Syeikh Ahmad Khatib Al-Minangkabawi yang menjadi guru ulama Kaum Muda generasi pertama mereka umumnya hanya memusatkan perhatian pada dakwah dan pendidikan. Abdullah Ahmad mendirikan majalah Al-Munir (1911-1916), dan beberapa ulama kaum Muda lain seperti H. Abdul Karim Amrullah (Haji Rasul) dan Muhammad Thaib ikut menulis di dalamnya.
Dari majalah ini pemikiran kaum muda semakin disebarkan. Ulama Kaum Muda menantang konsep agama tradisional yang sudah mapan, menentang taqlid buta, dan merangsang sikap kebebasan berpikir. Tulisan dan pidato mereka memicu pertentangan dan perdebatan sengit di ranah Minang.
Tahun 1918 sebagai kelanjutan perguruan agama tradisional Surau Jembatan Besi berdirilah sekolah Sumatera Thawalib. Selain pendirinya H. Abdul Karim Amrullah guru lain yang berpengaruh di sekolah ini adalah Zainuddin Labai el-Yunusiah yang juga mendirikan sekolah Diniyah. Berbeda dengan Sumatera Thawalib yang terutama adalah perguruan agama sekolah Diniyah menekankan pada pengetahuan umum, seperti matematika, ilmu falak, ilmu bumi, kesehatan dan pendidikan. Kedua sekolah ini berhubungan erat.
Banyak tokoh pergerakan atau ulama seperti Ahmad Rasyid Sutan Mansur, Djamaluddin Tamin, H. Dt. Batuah, H.R. Rasuna Said dan Hamka merupakan murid atau pernah mengajar di perguruan di Padang Panjang ini.
Di kedua perguruan ini berkembang berbagai gagasan radikal. Pada dasawarsa 1920-an sebuah gagasan baru mulai menarik hati para murid sekolah Padang Panjang: komunisme. Di Padang Panjang pentolan komunis ini terutama Djamaluddin Tamin dan H. Datuk Batuah. Gagasan baru ini ditentang habis-habisan Haji Rasul yang saat itu menjadi guru besar Sumatera Thawalib.
Gerakan Islam Modernis ini tidak didiamkan saja oleh ulama tradisional. Tahun 1930 ulama tradisional mendirikan Perti (Persatuan Tarbiyah Islamiyah) untuk mewadahi sekolah Islam Tradisional.
Gerakan Partai Komunis Indonesia
Djamaluddin Tamin sudah bergabung dengan PKI pada 1922. Dalam perjalanan singkat ke Aceh dan Jawa pada tahun 1923 Datuk Batuah bertemu dengan Natar Zainuddin dan Haji Misbach. Agaknya ia terkesan dengan pendapat Haji Misbach yang menyatakan komunisme sesuai dengan Islam. Bersama Djamaluddin Tamin ia menyebarkan pandangan ini dalam koran Pemandangan Islam. Natar Zainuddin kemudian kembali dari Aceh dan menerbitkan koran sendiri bernama Djago-djago. Akhir tahun itu juga Djamaluddin Tamin, Natar Zainuddin dan Dt. Batuah ditangkap Belanda.Setelah penangkapan tersebut pergerakan komunis malah menjadi-jadi. Tahun 1924 Sekolah Rakyat didirikan di Padang Panjang, meniru model sekolah Tan Malaka di Semarang. Organisasi pemuda Sarikat Rakyat, Barisan Muda, menyebar ke seluruh Sumatera Barat. Dua pusat gerakan komunis lain adalah Silungkang dan Padang. Bila di Padang Panjang gerakan berakar dari sekolah-sekolah di Silungkang pendukung komunis berasal dari kalangan saudagar dan buruh tambang.
Sulaiman Labai, seorang saudagar, mendirikan cabang Sarekat Islam di Silungkang, Sawahlunto pada 1915. Pada tahun 1924 cabang ini diubah menjadi Sarekat Rakyat. Selain itu berdiri juga cabang organisasi pemuda komunis, IPO.
Di Padang basis PKI berasal dari saudagar besar pribumi. Salah satu pendiri PKI cabang Padang adalah Sutan Said Ali, yang sebelumnya menjadi pengurus Sarikat Usaha Padang. Di bawah kepemimpinannya mulai tahun 1923 PKI seksi padang meningkat anggotanya dari hanya 20 orang menjadi 200 orang pada akhir 1925.
Pertumbuhan gerakan komunisme terhenti setelah pemberontakan di Silungkang 1927. Para aktivis komunis ditangkap, baik yang terlibat pemberontakan ataupun tidak. Banyak di antaranya yang dibuang ke Digul.
Sumatera Barat: 1930-an
Merebaknya partai-partai politik
Meskipun komunisme menjadi sangat populer pada dasawarsa 1920-an kaum agama yang tak setuju dengan ideologi baru itu pun tetap berkembang. Awal tahun 1920 berdiri PGAI (Persatuan Guru Agama Islam) dengan tujuan mengumpulkan ulama-ulama di Sumatera Barat. Atas prakarsa H. Abdullah Ahmad tahun 1924 berdirilah sekolah Normal Islam di Padang. Sekolah ini dimaksudkan sebagai sekolah lanjutan, lebih tinggi daripada Sumatera Thawalib yang merupakan sekolah rendah.Setelah melawat ke Jawa tahun 1925 dan bertemu pemimpin-pemimpin Muhammadiyah di sana Haji Rasul turut mendirikan cabang Muhammadiyah. Pertama di Sungai Batang dan kemudian di Padang Panjang. Organisasi ini dengan cepat menjalar ke seluruh Sumatera Barat.
Muhammadiyah berperan penting dalam menentang pemberlakuan Ordonansi Guru di Sumatera Barat tahun 1928. Dengan ordonansi ini guru agama diwajibkan melapor kepada pemerintah sebelum mengajar. Peraturan ini dipandang mengancam kemerdekaan menyiarkan agama. Sebelumnya Muhammadiyah di Jawa sudah memutuskan meminta ordonansi ini dicabut. Pada tanggal 18 Agustus 1928 diadakanlah rapat umum yang kemudian memutuskan menolak pemberlakuan ordonansi guru.
Meskipun terlibat dalam penolakan Ordonansi Guru, berbeda dengan organisasi komunis seperti Sarikat Rakyat, pada umumnya Muhammadiyah menghindari kegiatan politik. Penumpasan gerakan komunis tahun 1927 menyebabkan banyak anggota Sarekat Rakyat atau simpatisannya berpaling ke Muhammadiyah mencari perlindungan. Para anggota yang lebih radikal ini tidak puas dan kemudian banyak yang keluar untuk aktif dalam Persatuan Sumatra Thawalib. Organisasi ini pada tahun 1930 menjelma menjadi partai politik bernama Persatuan Muslim Indonesia, disingkat Permi. Dengan asas Islam dan kebangsaan (nasionalisme) Permi dengan cepat menjadi partai politik terkuat di Sumatera Barat, dan menyebar ke Aceh, Tapanuli, Riau, Jambi dan Bengkulu. Partai ini menjadi wadah utama paham Islam modernis. Tokoh-tokoh Permi yang terkenal antara lain Rasuna Said, Iljas Jacub, Muchtar Lutfi dan Djalaluddin Thaib.
Partai lain yang juga penting adalah PSII cabang Sumatera Barat yang berdiri tahun 1928, dan PNI Baru. PSII Sumatera Barat seperti Permi sangat kuat sikap anti-penjajahannya. Namun tidak seperti Permi yang berakar dari perguruan agama tokoh-tokoh PSII umumnya berasal dari pemimpin adat.
Cabang PNI Baru di Bukittinggi diresmikan Hatta tak lama setelah kepulangannya dari Belanda tahun 1932. Sebelumnya cabang Padang Panjang sudah didirikan oleh Khatib Sulaiman.
PARI pimpinan Tan Malaka (didirikan di Bangkok 1929) punya pengaruh cukup besar, meskipun anggotanya sendiri tidak banyak. Pengaruh PARI terutama lewat tulisan Tan Malaka yang disebarkan sampai tahun 1936.
Penumpasan
Pada pertengahan 1933 pemerintah Hindia Belanda mengeluarkan larangan berkumpul. Yang menjadi sasaran utama di Sumatera Barat adalah Permi dan PSII. Sementara itu Rasuna Said sudah ditangkap oleh Belanda dan dibuang ke Jawa. Tokoh-tokoh Permi dan PSII awalnya dilarang bepergian, kemudian kedua partai dikenai larangan terbatas dalam mengadakan rapat umum. Pada akhirnya tokoh-tokoh Permi dan PSII ditangkap dan dibuang ke Digul. Permi akhirnya bubar pada 18 Oktober 1937.Pada saat yang sama di Batavia tokoh-tokoh Partindo dan PNI Baru juga ditangkap. Sukarno diasingkan ke Flores, Hatta dan Sjahrir ke Digul. Pimpinan PNI Baru cabang Sumatera Barat sendiri dibiarkan bebas karena mereka membatasi kegiatan politik partai. Sementara itu tokoh-tokoh PARI berhasil ditahan Belanda yang bekerja sama dengan dinas Intelijen Inggris. Tan Malaka, pimpinannya, lolos.
Pendudukan Jepang
- Lihat pula: Sumatera Barat pada masa pendudukan Jepang
Tahun 1943 Jepang memerintahkan pendirian Gyu Gun untuk membantu pertahanan. Gyu Gun di Sumatera Barat dipimpin oleh Chatib Sulaiman yang memilih dan merekrut calon perwira dari Sumatera Barat, Riau dan Jambi. Gyu Gun merupakan satu-satunya satuan ketentaraan yang dibentuk Jepang di Sumatera Barat. Tentara Sukarela ini kemudian menjadi inti Divisi Banteng.
0 komentar:
Posting Komentar